Rabu, 10 Mei 2017

Temanmu adalah Cerminan Dirimu




Berbicara tentang cerminan diri , kita dapat becermin pada diri kita sangatlah mudah, yaitu dengan melihat siapa teman kita bergaul. Bisa dimisalkan jika kita melihat orang mabuk-mabukan, merokok, lihatlah teman berkumpulnya pasti juga dengan orang pemabuk, perokok. Dan juga sebaliknya jika ada orang yang rajin sholat, rajin ngaji pasti berkumpunya juga dengan orang yang sholeh, rajin sholat, rajin ngaji. Seperi sabda Rasulullah:
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
Artinya : “Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin.” (HR al-Bukhâri (al-Adabul -Mufrad no. 239) dan Abu Dâwud no. 4918 (ash-Shahîhah no. 926)

Teman sangatlah berpengaruh bagi  kita, baik itu dari segi kita berfikir, kebiasaan, pandangan hidup dan bahkan sifat-sifat kita. Jika teman kita baik, In Shaa Allah kita juga akan tertular baik, tapi jika teman kita buruk maka kita juga akan tertular buruknya.

Dari Abu Musa Asy-Asy'ari, Dia mengatakan bahwa, Rasulullah saw. Bersabda :
"Sesungguhnya, Perumpamaan Teman yang Baik dan Teman yang Buruk, adalah Seperti Penjual Minyak Wangi dan Tukang Pandai Besi. Seorang Penjual Minyak Wangi akan memberi kamu Minyak, atau kamu Membelinya, atau kamu mendapati Bau yang Harum darinya.
Sedangkan Pandai Besi, maka bisa jadi akan Membakar bajumu dan bisa pula engkau mendapati darinya Bau yang Busuk".
(HR. Muttafaq 'Alaih).
 Jadi pada intiinya kita  harus pandai-pandai mencari teman, karena teman adalah ceerminan dari diri kita. Jika kita tiddak ingin menjadi orang yang buruk ,maka jangan berkumpul dengan orang-orang yang buruk pula, dan jika kita ingin menjadi orang yang baik maka berkumpulah dengan orang orang yang baik.

Pentingnya Menanamkan Pendidikan Agama di Usia Dini



Pendidikan agama sagat penting di semua kalangan usia, entah itu tua, muda, bahkan pada usia dini pun juga sangat penting terlebih dengan kemajuan zaman saat ini, jika anak tidak dibekali ilmu agama sejak dini anak mungkin bisa terbawa pengaruh negatif dari kemajuan zaman saat ini. Penanaman pendidikan agama pada anak usia dini sangatlah bermanfaat untuk bekal kedepannya. Dalam penddikan agama untuk anak usia dini, anak bisa diajarkan penidikan agama yang paling dasar dnamun paling utama bisa  berupa pengenalan rukun iman, dan rukun islam, mskiun anak belum memahami maknanya setidaknya kita mengennalkannya lebih dulu.
Selain itu kitaa bisa mengenalkan pada anak berupa penanaman akhlak. Sama halnya pendidikan karakter hanya saja dalam penanaman akhlak kita berpedoman sesuai pada Al-Qur'an dan As Sunnah, seperti mengajarkann anak  untuk selalu jujur, sopan terhadap yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, tak hanya itu anak juga dapat kita ajarkan rasa peduli terhadap siapapun dan masih banyak ilmu agama lainnya dengan memberikan contoh akhlak Rasulullah. Dengan menanamkan akhlak yang  baik pada anak sejak dini maka kedepannya anak juga akan terbiasa berakhlak yang baik.

Selasa, 09 Mei 2017

Review Buku ACTIVE LEARNING (101 Cara Belajar Siswa Aktif)





Judul Buku : Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif
Penulis : Melvin L. Silberman
Penerbit : PT Nusamedia dan PT Nuansa, Bandung
Cetakan : III (Edisi Revesi), Maret 2006

Memperkenalkan Belajar Aktif
Konfusius menyatakan:
Yang saya dengar, saya lupa.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain saya, saya mulai pahami.
Dari yang saya dengar, lihat ,bahas, dan terapkan ,saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

101 STRATEGI BELAJAR AKTIF

A. Sepuluh Tata- Letak Untuk Menyusun Kelas
1. Bentuk U: formasi serba guna. Siswa bisa menggunakan permukaan meja untuk membaca dan menulis, dapat melihat guru dan/ media visual dengan mudah. Dengan formasi ini juga siswa dengan mudah dipasangkan, khususnya bila ada dua tempat duduk per meja.
2. Gaya tim: mengelompokkan meja secara melingkar di dalam ruang kelas memungkinkan guru untuk meningkatkan interaksi tim. Guru juga dapat menyusun kursi dalam bentuk setengah linkaran agar tidak ada siswa yang memebelakangi ruang depan kelas.
3. Meja konferensi: formasi ini sangat baik bila mejanya relative bundar atau persegi. Formasi ini meminimalkan dominasi guru dan memaksimalkan peran siswa. Siswa berbentuk empat persegi panjang bisa menciptakan kesan formal jika guru berada di ujung meja.
4. Lingkaran: interaksi tatap-muka akan lebih baik dengan hanya menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja. Formasi lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok besar. Bila ada ruang lingkaran yang memadai, guru dapat meminta siswa untuk menta kursi mereka secara cepat menjadi banyak formasi sub-kelompok.
5. Kelompok pada kelompok: formasi ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi terbuka atau mebuat drama, debat, atau melakukan pengamatan aktivitas kelompok.
6. Ruang kerja; formasi ini cocok untuk lingkungan aktif khas laboratorium di mana siswa duduk di ruang kerja untuk mengerjakan soal atau tugas (misalnya hitung-hitungan, dll.)cara yang bagus untuk mendorong kemitraan dalam belajar adalah dengan menempatkan dua sisw pada tempat kerja yang sama.
7. Pengelompokan terpencar: jika ruang cukup besar, tempatkanlah meja dan/ kursi yang bisa digunakan oleh sub-sub kelompok untuk melakukan aktivitas belajar berbasis-tim. Usahakan agar susunan berpencar ini cukup berjauhan agar tim-tim yang ada tidak saling menggangggu. Namun hindarilah pemencaran tim yang terlalu jauh agar memudahkan untuk melakukan hubungan antar tim.
8. Formasi tanda pangkat: sususnan ruang kelas tradisional (deretan meja kursi) tidak kondusif bagi pelaksanaan belajar aktif, bila terdapat sejumlah siswa (30 atau lebih).
9. Ruang kelas tradisional: jika memang tidak memungkinkan untuk membuat formasi lengkung, cobalah untuk mengelompokkan kursi secara berpasangan.
10. Auditorium: lingkungan auditorium memang kurang kondusif untuk kegiatan blajar aktif, namun masih ada harapan untuk itu. Jika kursinya bisa dipindah, tempatkanlah dalam bentuk busur untuk menciptakan kedekatan dan siswa bisa melihat bagian depan kelas dengan lebih jelas. Bila kursi tidak dapat dipindah perintahkan siswa untuk duduk berdekatan.

Senin, 01 Mei 2017

Review Film Little Big Master






Pendidikan adalah hal yang sangat penting dan layak didapatkan setiap orang, tetapi masih banyak orang yang tidak mampu mendapatkan pendidikan yang layak, hal ini ditunjukkan dalam sebuah film berdasarkan kisah nyata yang berjudul Little Big Master. Little Big Master bercerita tentang seorang mantan kepala sekolah dari sekolah elit yang menjadi seorang kepala sekolah secara sukarela dengan gaji yang sangat kecil di sebuah sekolah terpencil dengan kondisi buruk dimana seluruh staf, murid, dan guru mengundurkan diri. Sekolah tersebut hanya menyisakan 5 murid sehingga sekolah yang telah berdiri dari tahun 1950 tersebut terancam dibubarkan.
Hal yang saya sukai dari film ini adalah bagaimana film ini dapat menggambarkan suasana sekolah yang buruk dan dilupakan tersebut, hal ini dapat dilihat dari dinding-dinding yang kotor, tanaman-tanaman dan pohon-pohon yang terlihat sudah lama tidak dipotong, pendingin ruangan yang berdebu, dan lain-lain. Selain itu film ini juga dapat menggambarkan sulitnya usaha orang-orang yang tidak mampu dalam mendapatkan pendidikan dan kondisi kehidupan mereka yang kurang baik. Terdapat suatu adegan dimana murid-murid di sekolah tersebut ditanyakan tentang mimpi mereka, tetapi tidak seperti anak-anak pada umumnya yang mempunyai mimpi besar, mereka bermimpi sesuatu yang sederhana sesuai dengan keadaan hidup mereka.
Hal ini menggambarkan bagaimana mereka sudah mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan, dalam film ini juga digambarkan bahwa walaupun mereka masih kecil, mereka sudah harus membantu orangtua mereka bekerja. Dalam film juga terdapat adegan-adegan yang menggambarkan kesulitan kehidupan orang-orang yang tidak mampu dan sikap mereka yang kurang baik, terdapat adegan dimana seorang orangtua harus berjalan dari rumahnya ke sekolah karena tidak mempunyai uang yang cukup, dan ada adegan dimana seorang siswa menjual sampah untuk membantu orangtuanya yang sedang sakit tetapi mendapatkan respon yang kasar saat dia meminta imbalan lebih karena imbalan yang diberi tidak sesuai dengan jumlah sampah yang dikumpulkan, terdapat pula adegan yang memperlihatkan perumahan tempat tinggal mereka yang kumuh dan kotor. Hal ini menunjukkan bahwa bagi mereka tidaklah mudah untuk membiayai kehidupan dan pendidikan, dan lingkungan tempat tinggal yang tidak baik bagi anak-anak.
Pesan yang disampaikan dari film ini adalah dalam mendidik yang benar bukanlah untuk mendapatkan penghasilan saja, tetapi dalam mendidik harus dilakukan dengan tulus untuk sebuah kebaikan. Di film ini mantan kepala sekolah elit tersebut secara sukarela mengajar di sekolah yang ditinggalkan agar murid-murid di sekolah tersebut tetap mendapat pendidikan yang layak dan mendapat masa depan yang lebih baik. Dalam melakukan usahanya dalam mengajar di sekolah tersebut, dirinya mendapat tawaran kerja dari sebuah perusahaan dengan gaji yang sangat tinggi dan menjadi ikon pendidikan, tetapi dia menolaknya karena menurutnya perusahaan tersebut menjadikan pendidikan sebagai wadah bisnis dan sekolah yang diajarnya akan diabaikan. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya tidak mencari kesuksesan diri dalam mendidik, tetapi dia melakukannya untuk kebaikan murid-muridnya. Selain itu film ini juga mengajarkan bahwa dalam melakukan perubahan untuk masyarakat, terutama untuk pendidikan yang lebih baik, harus dimulai dengan inisiatif diri sendiri, tidak hanya menunggu tindakan orang lain

Review Jurnal




  • Judul Jurnal              : Konsep Khilafah dalam Islam dan Implikasinya Terhadap Ranah Politik dan Hukum
  • Penulis Jurnal            : Atha’ Fadlullah (mahasiswa S2 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)
  • Sumber Jurnal          : Buku Jurnal Islam Refleksi volume 8 no. 1 Januari 2008





Islam merupakan agama universal, segala permasalahan dalam kehidupan sudah dibahas didalamnya. Salah satunya mengenai hakikat manusia dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bahwasanya manusia diciptakan Allah swt sebagai khalifah di bumi, itulah hakikat yang sudah mutlak ada dalam diri manusia.
Kata khalifah sendiri merupakan bentuk jamak dari kata khilafah  yang antara lain memiliki definisi imarah (memerintah) dan mengandung makna kasrah (banyak) serta pemimpin yang agung (al-sultan al-azim).
Penulis jurnal ini mengambil teori antara lain milik Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, Syaikh Ismail al-Birusawi, dan Musthafa al-Maraghi. Dijelaskan bahwa khilafah memiliki fungsi untuk memperbaiki generasi sebelumnya menjadi generasi yang lebih baik ke depannya.
Permasalahan yang disoroti disini adalah pengaruh atau keterkaitan konsep kepemimpinan dalam islam terhadap politik dan hukum. Ditilik dari firman-firman Allah swt dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara tersurat mengenai kepemimpinan manusia dalam bidang politik dan hukum. Manusia hanya dituntut untuk membina interaksi antara manusia, sesama makhluk hidup, dan alam lingkungannya agar dapat hidup harmonis.
Sejatinya, kehidupan politik dan hukum di Indonesia saat ini memang sedang mengalami degradasi moral. Banyaknya praktik KKN mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah cenderung turun dan bahkan mengakibatkan masyarakat cenderung bersifat apatis.
Menyikapi fenomena tersebut, bapak Atha ini memberikan sumbangsih guna mengatasi masalah tersebut. Hal pertama yang harus kita ingat sebagai khilafah adalah kita ini memiliki ikatan perjanjian dengan Allah swt dan disisi lain kita juga memiliki perjanjian dengan masyarakat.
Seorang khilafah yang baik tentunya akan menaati ikatan tersebut yang kemudian diimplementasinya dapat diihat dari perilaku pemimpin yang adil, jujur, amanah, menepati janji, memiliki keberanian, kesabaran, kekuatan, kasih sayang, dapat mengendalikan diri dan memiliki rasa malu, serta bertaqwa pada Allah swt. Jika para khilafah di Indonesia, dan di dunia pada umumnya menanamkan sikap seperti yang telah diuraikan diatas, niscaya kehidupan politik dan hukum di Indonesia juga akan maju karena dipimpin oleh para khilafah yang sesuai dengan perintah Allah swt.
Pada akhirnya, sebagai penutup review ini, kritik dan saran yang dapat saya berikan adalah kajian materi dalam jurnal ini akan lebih baik lagi jika ditambah, terutama sumber-sumber dari tokoh asli Indonesia, baik itu ulama maupun sosok khilafah yang berintegritas. Alangkah lebih baik juga jika bunyi ayat yang menjadi landasan jurnal ini dituliskan, jadi tidak hanya kutipan surat dan ayatnya saja.

Temanmu adalah Cerminan Dirimu

Berbicara tentang cerminan diri , kita dapat becermin pada diri kita sangatlah mudah, yaitu dengan melihat siapa teman kita bergaul. Bi...