Judul Buku : Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif
Penulis : Melvin L. Silberman
Penerbit : PT Nusamedia dan PT Nuansa, Bandung
Cetakan : III (Edisi Revesi), Maret 2006
Memperkenalkan Belajar Aktif
Konfusius menyatakan:
Yang saya dengar, saya lupa.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain saya, saya mulai pahami.
Dari yang saya dengar, lihat ,bahas, dan terapkan ,saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
101 STRATEGI BELAJAR AKTIF
A. Sepuluh Tata- Letak Untuk Menyusun Kelas
1. Bentuk U: formasi serba guna. Siswa bisa menggunakan permukaan meja untuk membaca dan menulis, dapat melihat guru dan/ media visual dengan mudah. Dengan formasi ini juga siswa dengan mudah dipasangkan, khususnya bila ada dua tempat duduk per meja.
2. Gaya tim: mengelompokkan meja secara melingkar di dalam ruang kelas memungkinkan guru untuk meningkatkan interaksi tim. Guru juga dapat menyusun kursi dalam bentuk setengah linkaran agar tidak ada siswa yang memebelakangi ruang depan kelas.
3. Meja konferensi: formasi ini sangat baik bila mejanya relative bundar atau persegi. Formasi ini meminimalkan dominasi guru dan memaksimalkan peran siswa. Siswa berbentuk empat persegi panjang bisa menciptakan kesan formal jika guru berada di ujung meja.
4. Lingkaran: interaksi tatap-muka akan lebih baik dengan hanya menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja. Formasi lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok besar. Bila ada ruang lingkaran yang memadai, guru dapat meminta siswa untuk menta kursi mereka secara cepat menjadi banyak formasi sub-kelompok.
5. Kelompok pada kelompok: formasi ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi terbuka atau mebuat drama, debat, atau melakukan pengamatan aktivitas kelompok.
6. Ruang kerja; formasi ini cocok untuk lingkungan aktif khas laboratorium di mana siswa duduk di ruang kerja untuk mengerjakan soal atau tugas (misalnya hitung-hitungan, dll.)cara yang bagus untuk mendorong kemitraan dalam belajar adalah dengan menempatkan dua sisw pada tempat kerja yang sama.
7. Pengelompokan terpencar: jika ruang cukup besar, tempatkanlah meja dan/ kursi yang bisa digunakan oleh sub-sub kelompok untuk melakukan aktivitas belajar berbasis-tim. Usahakan agar susunan berpencar ini cukup berjauhan agar tim-tim yang ada tidak saling menggangggu. Namun hindarilah pemencaran tim yang terlalu jauh agar memudahkan untuk melakukan hubungan antar tim.
8. Formasi tanda pangkat: sususnan ruang kelas tradisional (deretan meja kursi) tidak kondusif bagi pelaksanaan belajar aktif, bila terdapat sejumlah siswa (30 atau lebih).
9. Ruang kelas tradisional: jika memang tidak memungkinkan untuk membuat formasi lengkung, cobalah untuk mengelompokkan kursi secara berpasangan.
10. Auditorium: lingkungan auditorium memang kurang kondusif untuk kegiatan blajar aktif, namun masih ada harapan untuk itu. Jika kursinya bisa dipindah, tempatkanlah dalam bentuk busur untuk menciptakan kedekatan dan siswa bisa melihat bagian depan kelas dengan lebih jelas. Bila kursi tidak dapat dipindah perintahkan siswa untuk duduk berdekatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar